Dunia Terancam Resesi, Apa Dampaknya Untuk Indonesia?

Beberapa minggu belakangan ini pasti kalian udah gak asing dengan berita yang ngebahas tentang resesi, inflasi sampai dengan kekacauan ekonomi dunia yang diakibatkan dari kedua hal tersebut, mulai dari kebangkrutan Sri Lanka, resesi di AS, inflasi yang melonjak di beberapa negara eropa hingga asia dan kenaikan harga Indomie.

Tapi sebelum kita bahas lebih lanjut, sebenernya apa sih resesi dan inflasi itu? dan bagaimana kedua itu dapat mengacaukan ekonomi dunia?

Secara sederhana, inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan resesi adalah suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara sedang buruk dan hal ini biasanya ditandai dengana adanya penurunan produk domestik bruto (PDB), meningkatnya pengangguran, serta pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut dan resesi ini biasanya diakibatkan dari inflasi.

Lebih lanjut, resesi ini terjadi saat adanya penurunan produk domestik bruto selama dua kuartal berturut-turut yang mengakibatkan penurunan aktivitas ekonomi seperti keuntungan perusahaan. Biasanya, resesi identik dengan penurunan harga (deflasi) dan kenaikan harga (inflasi) dalam proses yang disebut stagflasi.

Namun titik dimana oerekonomian secara resmi terjun ke dalam resesi bergantung pada berbagai faktor dan setidaknya ada enam fenomena utama yang dapat menyebabkan sebuah negara dapat terjun ke dalam jurang resesi, yaitu :

1. Guncangan Ekonomi DadakanĀ 

Guncangan ekonomu secara dadakan yang dapat menyebabkan kerusakan finansial serius contohnya adalah pandemi covid-19 lalu. Di Indonesia, ketakutan orang-orang terhadap virus tersebut dan adanya kebijakan pemerintah yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran virus menyebabkan aktivitas ekonomi hampir lumpuh.

2. Inflasi yang Berkepanjangan

Seperti yang sudah diketahui, inflasi bukanlah hal yang buruk. Namun jika inflasi berlebihan dan berkepanjangan, maka akan menyebabkan daya beli dan onsumsi yang menjadi salah satu penggerak perekonomian ini tergerus.

3. Deflasi Berlebihan

Deflasi dapat memberikan dampak yang lebih buruk terhadap resesi dibanding inflasi karea ia berdampak kepada pemilik usaha. Penyebab dari deflasi sendiri diantaranya terjadinya jumlah produksi yang membludak bersamaan dari beberapa perusahaan dan menurunnya permintaan produksi sebuah produk serta menurunnya jumlah uang ang ada di pasaran.

4. Utang yang Berlebihan

Apalagi jika individu atau perusahaan tak mampu membayar tagihan utang-utangnya. Menngkatnya utang dan kebangkrutan dapat dengan mudah membalik-kan perekonomian dan meningkatkan tingkat pengangguran.

5. Ketidakseimbangan antara Produksi dan Konsumsi

Keseimbangan konsumsi dan produksi menjadi dasar pertumbuhan ekonomi. Jika produksi dan konsumsi tidak seimbang, maka terjadilah masalah dalam siklus ekonomi sedangkan tingginya produksi yang tidak dibarengi dengan konsumsi akan berakibat pada penumpukan stok persediaan barang.

6. Tingkat Pengangguran Tinggi

Tenaga kerja sebagai salah satu faktor yang berperan penting dalam penggerak perekonomian. Jika suatu negara tidak mampu menciptakan lapangan kerja yang berkualitas bagi para tenaga kerja lokal, maka tingkat pengangguran meningkat. Resikonya adalah tingginya tingkat kriminal guna memenuhi kebutuhan hidup.

Terus apa yang pemerintah lakukan dalam menghadapi kondisi sekarang?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui munculnya sinyal resesi di Eropa, Amerika Serikat (AS), bahkan China. Lalu pemerintah lakukan agar Indonesia tidak terdampak resesi?

“Kalau resesi terjadi di Eropa, AS, atau China terjadi Indonesia akan berat dari sisi ekspornya. Karena banyak ekspor kita ke AS dan China. Tapi ekspor itu sumbangannya rendah ke PDB, hanya 16% saja,” ujar Jokowi dalam pertemuan dengan sejumlah Pemimpin Redaksi Media Massa.

Ia juga mengatakan bahwa masyarakat Indonesia masih bisa aman menghindari krisis pangan, energi, dan finansial yang dapat menyebabkan ratusan ribu sampai jutaan penduduk kelaparan. Meski potensi Indonesia dari risiko resesi masih relatif kecil, Menteri Keuangan Sri Mulyani tentu masih sangat waspada dalam menghadapi potensi resesi mendatang.

“Kita relatif dalam situasi yang tadi disebutkan risikonya 3 persen dibandingkan negara lain yang potensi untuk bisa mengalami resesi jauh di atas yaitu di atas 70 persen,” ucap Sri Mulyani.

Oleh karena itu, pemerintah menekankan masyarakat untuk tidak panik namun tetap bersiap jika kemungkinan resesi terjadi.

Salah satu persiapan yang bisa dilakukan adalah menyiapkan dana darurat dan memperbesar income agar jika resesi benar terjadi di Indonesia, setidaknya kita memiliki cash yang cukup.

Kamu bisa meningkatkan incomemu sembari ngedropship di Clout Indonesia. Kenapa harus ngedropship? Karena dengan menjadi dropshipper, kamu bisa menaikkan incomemu dengan tidak meninggalkan pekerjaan lamamu.

Dropship bisa di lakukan kapan saja dan dimana saja. Hanya membutuhkan internet yang cukup, kamu bisa mulai jualan dan mendapatkan keuntungan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *