Dampak Konflik China dan Taiwan: Ekonomi Negara Ambruk?

Meletusnya konflik antara China dan Taiwan berpotensi untuk menjadi penyebab inflasi global berikutnya. Tegangan antara kedua negara tersebut sudah terbentuk sejak lama, dimulai dari keinginan China untuk mengambil alih kedaulatan Taiwan dan menjadikannya sebagai bagian dari China.

Pemicu konflik terjadi ketika ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan. China sebelumnya telah menghimbau dengan keras agar pertemuan ini dibatalkan. Namun, setelah kunjungan Pelosi, militer China bergerak sangat cepat. Untuk pertama kalinya, China menembakkan rudal di atas Taipei, menerbangkan gelombang drone di atas pulau-pulau lepas pantai Taiwan. Satu pulau dikepung oleh kapal perang yang berlayar melintasi garis tengah Selat Taiwan. Dengan gerakan yang sangat keras, militer Taiwan menyebut hal ini sebagai praktik blokade.

Spekulasi mengerikan mulai muncul dari ketegangan antara China dan Taiwan, terutama mengenai dampaknya kepada perkembangan ekonomi Indonesia. Sri Mulyani pun menunjukkan kecemasannya dengan perkembangan konflik ini, pasalnya dampak negatif ketegangan ini pada perekonomian Indonesia sangat nyata.

“Dalam Minggu ini, eskalasi antara China dan Taiwan, atau Amerika dengan hadirnya ketua DPR di Taiwan, eskalasi yang luar biasa tentu akan menimbulkan dampak keamanan dan politik ekonomi,” terang Sri Mulyani.

Sebagai salah satu mitra dagang terbesar Indonesia, China berkontribusi sebesar 20% dari jumlah ekspor & impor negara. Taiwan memegang sebesar 8% dari ekspor & impor dengan Indonesia, tetapi jumlah komponen elektronik dan otomotif yang diekspor dari Taiwan sangat signifikan. Pada Januari-Juli 2022 saja, nilai ekspor Indonesia ke Cina mencapai US$ 34,13 miliar dan impor mencapai US$ 38,27 miliar. Sementara ekspor Indonesia ke Taiwan menunjukkan tren peningkatan. Pada Januari-Juli 2022, ekspor Indonesia ke Taiwan mencapai US$ 0,99 miliar dan impor US$ 2,72 miliar. Kepungan militer China yang memblokade rute perdagangan baik dari laut maupun udara untuk kedua negara berpotensi untuk menghambat, bahkan melumpuhkan perdagangan Indonesia dengan China dan Taiwan jika kondisi semakin parah.

Perekonomian Indonesia masih belum pulih sepenuhnya pasca-pandemi, meskipun keadaan sudah lebih baik dari tahun sebelumnya dimana gelombang Delta melanda global dan melumpuhkan Indonesia untuk bisa berkembang. Sekarang dalam masih masa pemulihan, Indonesia masuk ke dalam list jumlah negara yang terancam mengalami resesi. Indonesia berpotensi untuk sangat terpuruk apabila tidak bisa menghadapi dampak dari konflik bertubi-tubi antar mitra dagangnya.

Nyatanya, Resesi Global dan gelombang inflasi yang kunjung menyerang sudah mulai mengemban korban dan menyebabkan permasalahan ekonomi pada masyarakat dari berbagai negara, meskipun beberapa negara masih menyatakan kestabilan dari negaranya. Sri Lanka saja sudah mengalami kebangkrutan dan ketidakberdayaan pemerintah yang memicu amarah sampai presiden harus kabur dari istana negara yang digeruduk masyarakat. Loncatan Inflasi pada Thailand juga melemahkan perekonomian sampai terjadi kenaikan harga pangan dan energi yang melonjak tinggi. Sama hal-nya dengan Indonesia, Thailand punya ketergantungan dalam perdagangan dengan Taiwan untuk ekspor komponen semikonduktor karena terhambat konflik. Bahkan, Amerika Serikat dilanda krisis pengangguran dan keterjangkauan perumahan karena dampak inflasi global. Masyarakat AS cemas tidak mampu membiayai kehidupan sehari-harinya dan membayar sewa rumah dan apartemen.

Masyarakat Indonesia baru saja menghadapi peningkatan harga pangan pada Juli lalu, yang merupakan dampak dari inflasi dan resesi global.  Harga bahan gandum yang ikut meningkat semakin memperburuk kondisi karena berpotensi terjadi kenaikan harga mie instan menjadi tiga kali lipat. Inflasi berbagai bahan kebutuhan masyarakat yang terus-menerus dapat mengakibatkan penambahan angka orang miskin.

Selain itu, konflik China – Taiwan, berpotensi membuat ekonomi kita semakin babak belur karena dapat mempengaruhi harga minyak. China adalah importir minyak mentah paling besar di dunia, dan dengan konflik yang terjadi, ekonomi China langsung melemah dan harga jual minyak sedunia menurun dengan cepat. Harga minyak dunia jatuh pada perdagangan pagi ini mencapai lebih dari 2%. Apabila harga minyak mentah terpengaruh terus-terusan, bagaimana dampaknya ke produk akhirnya, yaitu BBM?

Pertalite yang menjadi bahan bakar bensin andalan untuk semua demografi masyarakat Indonesia sekarang berpotensi untuk mengalami kelangkaan. PT Pertamina (Persero) dalam laporannya telah menyebutkan, penyaluran Pertalite telah mencapai 16,8 juta kilo liter (KL) hingga Juli 2022. Apabila BBM yang paling diandalkan masyarakat habis atau mengalami kenaikan harga berlebihan, apakah masyarakat mampu menghidupi kebutuhan hariannya?

Bagaimana nasib dari masyarakat Indonesia dengan keterpurukan yang kemungkinan terjadi dan cara mengatasi inflasi? Kesempatanmu untuk mengantisipasi adanya krisis ekonomi dan inflasi yang mungkin mendatang adalah dengan manajemen finansial kamu.

Amankan keuanganmu dengan menyiapkan tabungan darurat jika kondisi hidup kamu semakin parah. Tabungan darurat ini sangat bermanfaat apabila kamu mengalami PHK, berhenti dari kerja, harga kebutuhan harian meloncat, dll. Tabungan darurat juga umum disebut “uang dingin” yang tidak kamu gunakan setiap saat.

Salah satu cara untuk manajemen finansial kamu adalah dengan melakukan investasi / reksa dana. Investasi dapat menjawab ketidakpastian ekonomi yang terbentuk dengan menyimpan uangmu dalam bentuk reksa dana, obligasi, atau investasi emas, tergantung dari seberapa besar resiko dan jangka waktu investasi yang kamu inginkan.

Tetapi kedua ini belum tentu menjadi opsi buat kamu. Kedua pilihan ini membutuhkan dana sampingan yang cukup besar, dan belum tentu semua orang punya penghasilan yang cukup besar untuk mengesampingkan uang untuk menjadi tabungan dan reksa dana. Pilihan yang sangat memungkinkan adalah memiliki pendapatan sampingan.

Pendapatan sampingan yang kamu dapatkan bisa digunakan untuk keperluan harian kamu atau dimasukkan ke dalam tabungan & reksa dana yang membantu kamu dalam jangka yang lebih panjang. Tidak semua pendapatan sampingan bisa dilakukan tanpa modal, kecuali bisnis dropship.

Kelebihan dari bisnis dropship adalah kemampuan berbisnis tanpa modal besar dan tanpa repot terhadap ruang gudang penyimpanan produk, karena produk dikirim langsung dari supplier ke pelanggan kamu. Memulai bisnis dropship sama sekali tidak membutuhkan modal yang besar, hanya membutuhkan niat dan giat untuk membangun bisnis yang bisa berjalan baik untuk memberikan kamu dukungan finansial yang kamu butuhkan.

Clout Indonesia adalah platform dropship no. 1 di Indonesia yang siap membantu memberikan produk berkualitas, materi promosi yang kamu butuhkan, serta akses untuk konsultasi mengenai permasalahan yang kamu alami selama menjalankan bisnis dropship.

Klik disini untuk mempelajari lebih lanjut tentang sistem dropship bersama kami.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *